Pages

Jumat, 23 April 2021

Porno dan adiksi pada abad teknologi

 


Abad ke-21 ini menjadi sebuah perkembangan yang amat pesat bagi sebuah alat informasi raksasa yang seakan mampu menghilangkan sekat-sekat keterbatasan informasi atau biasa akrab kita kenal dengan sebutan internet. Perlu diketahui internet memang menyumbang banyak sekali kebutuhan umat manusia baik dalam segi manapun, bahkan dalam salah satu buku karya renald kasali yang berjudul "Disruption" dengan adanya internet ini memaksa beberapa perusahaan raksasa atau digdaya untuk tunduk dibawah kaki sang internet ini jikalau tidak mau bangkrut atau bahkan gulung tikar.

Dibalik banyaknya pengaruh positif yang di hasilkan ada pula pengaruh negatif yang dihasilkan, ibarat sebuah keseimbangan dalam alam semesta yang dimana semakin besar pengaruh positifnya maka semakin besar pula pengaruh negatif yang dihasilkan. hal yang disinggung sang pena tidak lain tidak bukan adalah pornografi.

Sejak kemunculan perdananya sendiri. industri pornografisempat mendapat kecaman dari berbagai pihak. hal ini desebabkan kayakinan masyarakat pada waktu itu yang menganggap mengumbar atau bahkan mendokumentasikannya merupakan salah satu dosa besar yang bahkan tuhan pun enggan untuk mengampuninya. Meskipun mendapat banyak sekali kecaman pada masanya, nyatanya industri ini justru tumbuh dengan meliar. Bagaikan api yang membakar dedaunan kering dipadang sabana, industri ini begitu menggurita hingga sangat sulit sekali untuk mengendalikanya.

Menilik dari kalimat diatas, begitu dapat dirasakan bahwa industri ini sangat begitu meliar bahkan sebelum adanya perkembangan seperti internet ini. Anda bisa bayangkan bagaimana jika industri digdaya tersebut bertemu dengan realias abad ke-21 ini dengan perkembangan teknologi internetnya, bisa dibayangkan bagaimana liarnya perkembangan yang akan terjadi, ibarat kata dalam bahasa matematika bisa dirtikan sebagai liar kuadrat.

Mungkin bagi kalian yang asing atau bahkan jijik dengan istilah porno ini penasaran kenapa banyak sekali orang yang berminat pada sebuah video yang menunjukan sepasang manusia yang saling berhubungan dan bercumbu satu sama lain. Satu kata yang bahkan dapat mewakili semua ini yakni adalah "Adiksi"

Adiksi sendiri jikalau sang pena dapat menguraikanya yaitu merupakan sebuah kecenderungan yang terdapat pada sisi alam bawah sadar manusia, yang mampu memaksa seseorang untuk sulit melepaskan hal tersebut pada dirinya. Konotasi adiksi itu sendiri sebenarnya tidak serta merta sebuah hal yang negatif, justru ada sebuah adiksi yang mampu membuat menjadi lebih baik sebut saja adiksi dalam menuntut ilmu. tapi karena sejak lama kalimat ini tergredasi dengan beberapa kalimat negatif menjadikan kalimat ini sepadan dengan beberapa hal negatif yang sedang terjadi saat ini.

Lalu apakah video porno ini termasuk dalam ranah adiksi positif atau negatif ? sebenarnya tidak perlu untuk dipertanyakan lagi. Jikalau kalian bertanya pada kebanyakan orang sudah dapat dipastikan bahwa mereka mereka akan mengatakan bahwa porno adalah suatu hal yang negatif, perusak moral, haram, perusak otak atau bahkan kata-kata yang jauh lebih kasar daripada yang pernah dikeluarkan oleh seorang manusia sekalipun.

Sebenarnya sang pena sendiri tidak terlalu merisaukan terlalu mendalam apabila orang tersebut baru mengenal video porno saat ia berusia 18 atau lebih daripada itu. Hal itu dikarenakan secara psikis dan mental sendiri ia sudah mampu mengatur serta mengarahkan dirinya secara sadar, ibarat kata apanila ia meyakini bahwa porno membawa dampak buru bagi dirnya dan lingkungan maka ia akan menjuhinya. Namun yang menjadi masalah utama disini adalah bagaimana jikalau hal ini dikonsumsi baik secara sadar ataupun tidak oleh anak-anak dibawah umur yang dimana notabate nya sedang berada difase sebuah pencarian jati diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar