Pages

Kamis, 01 Oktober 2020

kesehatan mental seorang pelajar

 


Mental merupakan salah satu yang sangat rentan untuk terkena semacam depresi, namun banyak sekali dari masyarakat yang masih enggan peduli terhadap masalah ini. Yap, Kesehatan mental atau biasa disebut mental healt sebenarnya sangat dibutuhkan bukan hanya untuk orang yang sudah berkeluarga atau memiliki tanggung jawab, namun semua orang. Mental sendiri memegang pengaruh yang cukup penting bagi Kesehatan diri. Bahkan Menurut WHO sendiri Kesehatan mental sama pentingnya dengan Kesehatan fisik, WHO juga berpendapat keduanya memiliki keterlibatan satu sama lain, bila mana seseorang terganggu fisiknya maka ia dapat dimungkinkan terganggu mental atau psikisnya, begitu pula sebaliknya. Begitu pentingnya kita dalam menjaga dan mengurangi resiko agar tidak terdampak gangguan mental.

Dalam era sekarang ini Kesehatan mental sangat diperlukan terutama bagi pelajar pada era generasi z, atau generasi milenial. Banyak sekali tuntutan yang diperlukan membuat banyak pelajar kini merasa tertekan baik secara fisik, pikiran bahkan mental mereka. Tuntutan agar mendapat nilai yang tinggi, tuntutan mendapat ranking yang baik, bahkan sampai tuntutan untuk menjadi seseorang yang unggul pada suatu bidang yang bahkan ia sendiri tidak menikmati bidang tersebut. Banyak sekali guru-guru dan orang tua yang belum menyadari seberapa beresikonya apabila Kesehatan mental seorang anak terganggu. Mereka menjadi tidak menikmati setiap pembelajaran yang terdapat dalam sekolah, padahal tujuan sekolah adalah untuk mendapatkan ilmu, sekarang yang jadi pertanyaanya adalah apabila seorang anak sudah mulai tidak tertarik akan menuntut ilmu dikarenakan berbagai tekanan yang terdapat diluar lingkunganya apakah eksistensi belajar masih dapat ditegakkan ? dan apakah tujuan dari pembelajaran dapat dikatakan berhasil pada anak ?, bukankah dengan memaksa mereka untuk bertindak diluar keinginan mereka akan justru menimbulkan sesuatu yang salah, sebut saja mencontek atau menggunakan kunci jawaban Ketika akan mengerjakan suatu ulangan.

Sekarang kita dihadapkan dengan ujian baru yang harus mau tidak mau harus kita hadapi Yakni adalah sebuah pandemi. Yaps pandemic covid 19 yang mulai masuk pada awal bulan maret ini secara mengejutkan telah mengubah structural dunia secara massif. Tidak hanya dalam bidang ekonomi saja yang berdampak akan pandemi ini namu semua sector dan tentu saja sector Pendidikan. Pendidikan yang selama ini menggunakan tatap muka sekarang berganti dengan tatap gadget atau tatap laptop, dalam kasus ini tidak ada yang bisa disalahkan, kita semua dipaksa untuk beradaptasi dan menerima. Pandemic ini juga sedikit demi sedikit mengikis Kesehatan yang dimiliki oleh setiap pribadi dan tentu saja Kesehatan mental seorang anak juga akan terganggu. Sebut saja mereka yang dilarang untuk keluar oleh orang tua mereka pasti akan merasakan tertekan dan sangat tidak nyaman akan kondisi tersebut. Oleh karena itu Kesehatan mental pada masa pandemic ini penting untuk dapat segera ditangani.

Cara paling baik yang digunakan oleh pemerintah dalam menangani Kesehatan mental pada setiap masyarakat terdampak salah satunya adalah pelajar adalah dengan menyediakan pelayanan WIFI gratis yang terdapat dibeberapa titik di Indonesia. Salah satunya adalah di Yogyakarta yang dapat diakses di 211 titik. Selanjutnya pemerintah juga menerapkan kebijakan 50 % yakni memperbolehkan layanan public dapat berjalan namun hanya dengan pembatasan pengunjung sebanyak 50% pada setiap tempat. Pemerintah juga gencar gencarnya memberikan bantuan berupa subsidi kuota gratis bagi setiap pelajar di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat membantu dalam masalah Pendidikan dan tentunya memperbaiki mental yang terdapat pada setiap orang yang terdampak.

Rabu, 30 September 2020

kurangnya motivasi dalam diri


    

    Setiap orang pasti pernah merasakan saat saat dimana dia merasa kekurangan motifasi dalam menghadapi suatu permasalahan, katakanlah permasalahan kampus atau sekolah yang menumpuk bisa berupa tugas atau pelajaran yang amat sulit dan tidak bisa ia selesaikan. Hal tersebut pun juga pernah terjadi kepada saya, dimana saya merasa sama sekali tidak memiliki motifasi dalam belajar. Kurangnya motivasi ini berbanding terbalik dengan target-target yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Dalam kasus seperti ini saya mungkin sangat memaklumi diri saya sendiri karena tuntutan tersebut memang sangatlah berat apalagi diikuti dengan kurangnya motivasi.

     Saya sangat memahami diri saya sendiri dan biasanya saya akan lebih memilih untuk beristirahat sejenak dengan melepas semua beban yang sedang saya pikirkan. Terkadang saya pun mengalihkan perhatian saya kepada hal yang membuat saya lebih tenang yakni dengan makan atau melihat handphone sejenak sebagai hiburan. Saya juga dapat menerima diri saya yang telah kehilangan motivasi ini, tidak ada salahnya menerima diri ini yang kehilangan motivasi namun jangan berlarut larut dalam hal ini. Kehilangan motivasi dapat dihilangkan dengan mendatangkan motivasi yang awalnya telah sedikit memudar tersebut. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk memunculkan Kembali sedikit motivasi yang memudar dalam diri tersebut. Sedikit invormasi, saya sering menggunakan beberapa cara dalam memunculkan Kembali motivasi. 

    Yang pertama adalah dengan berhenti sejenak dan merelaksasikan anggota tubuh, hal ini sering saya lakukan apabila saya mulai merasa sangat bosan dalam belajar. merelaksasikannya pun tidak terlalu berat namun dengan diam sejenak memandang keluar dan mulai olah raga kecil kecilan, Gerakan yang biasanya saya lakukan adalah mengangkat tangan saya tinggi tinggi kelangit. Selanjutnya hal yang biasanya saya lakukan adalah dengan melihat Kembali catatan masa depan milik saya sendiri, saya biasanya membuat sendiri catatan-catatan tersebut agar dapat menjadi pengingat. Jadi apabila saya merasa kekurangan motivasi catatan tersebutlah yang menjadi pengingat agar saya tidak patah semangat dan menambah motivasi saya, dalam kasus ini motivasi saya dalam belajar. selanjutnya hal yang biasa saya lakukan adalah dengan melihat beberapa postingan dalam media sosial yang bersifat memotivasi saya agar lebih semangat, sebagai contoh disini saya menggunakan aplikasi Instagram, disini saya sering mengikuti beberapa akun yang berisi beberapa cerita dan kata bijak dari beberapa orang yang dulunya mengalami hal yang sama dengan saya. Hal ini saya rasa sangat bermanfaat bagi saya, dilain sisi bisa menjadi hiburan, di lain sisi pula dapat menjadi penambah motivasi bagi diri saya yang sedang kekurangan motivasi. Selanjutnya dan yang sering saya lakukan apabila sedang kekurangan motivasi adalah dengan memberikan curhat kepada orang tua. 

    Menurut saya sendiri orang tua adalah tempat curhat yang sangat baik, saya sering menceritakan masalah saya apabila sudah merasa kekurangan motivasi, biasanya orang tua akan mendengarkan dan memberikan masukan kepada kita. Beberapa hal tersebut mungkin adalah hal hal yang biasanya saya lakukan apabila merasa kekurangan motivasi. Meskipun kita sedang kurang motivasi kita tidak boleh menyalahkan dan menghujat diri kita sendiri, justru dengan adanya kurang motivasi ini dapat menjadi suatu wadah agar kita dapat menyayangi diri sendiri, dengan diberikanya kurang motivasi dalam diri dapat melatih kita agar menjadi orang yang jauh lebih baik dan muncul lagi menjadi pribadi yang jauh lebih kaya akan motivasi positif.


Kamis, 17 September 2020

Ospek media bentak perlukah ?

    



     jikalau kita masuk dalam suatu jaringan atau institusi pastilah diperlukan pengenalan lingkungan dan pembiasaan, hal itu dilakukan agar didapatnya suatu pembiasaan dan pembentukan chemistry pada masyarakat yang baru pertama bergabung tersebut. pengenalan lingkungan atau bisa kita sebut ospek (agar lebih akrab tentunya) memiliki banyak sekali sisi positif, yap tentu saja kan namanya pengenalan. tapi apakah hal itu menjadi benar apabila ospek ini dilakukan dengan menggunakan media dalam tanda kutip kekerasan. yah mungkin banyak orang berpendapat kan untuk melatih mental mereka agar ketika sudah terjun dalam lingkungan luas tidak terlalu kaget dengan realita di masyarakat secara global. yah cukup masuk akal, tapi adakah realita masyarakat yang sampai melakukan kekerasan baik itu secara mental dan fisik pada para korbannya. mungkin saja ada diluar sana, tapi bukankah itu merupakan suatu kejahatan yang bisa saja atau bisa dikenakan tindak pidana dan mungkin bahkan melanggar Hak Asasi Manusia.

    jika kita menilik lagi kepada topik yang unik tersebut, berarti apa yang dilakukan dan dikatakan oleh para pelaku ospek tersebut adalah suatu tindak kekerasan yang berpotensi terkena tindak pidana. tapi sekali lagi... mereka menyangkalnya, yah boleh saja mereka mengelak tapi apabila pelaku ospek seperti ini tetap saja ada maka hal ini akan menjadi suatu pelanggaran atau suatu tindak pidana yang tanpa hukuman dan tanpa pidana. dimana sang pelaku melakukan tindakan kekerasan seperti itu tadi dan itu dibenarkan dan berpotensi merusak mental dan fisik para korban ospek seperti ini.

    sayangnya untuk memberitahukan suatu kekerasan yang dapat atau bisa dimeja hijaukan perlu adanya bukti fisik yang dapat menguatkan perilaku pelaku pada korban, dan apabila tidak ada maka pelaku tidak dapat dikenai pidana atas apa yang ia lakukan. contohnya seperti kekerasan melalui mental.

    jadi bagaimana menurut kamu readers ?