Pages

Selasa, 02 Mei 2017

Suka Duka menjadi seorang INTROVERT REMAJA


Hasil gambar untuk seorang introvert 

seorang remaja itu tak mudah. Menjadi seseorang yang berkepribadian introvert juga begitu susah. Apalagi kalau menjadi remaja introvert, ya?!
Kamu begitu kebingungan dan tersiksa, sebab dirimu serasa berbeda dengan remaja kebanyakan. Kamu ingin ikut hang out bersama yang laintapi di saat yang sama kamu merasa terasingkan. Kamu mencoba menjadi pribadi yang mengerti, tapi di saat yang sama kamu merasa tak dimengerti. Kamu siap menjadi pendengar yang baik, tapi di saat yang sama kamu tak bisa curhat balik.
Kamu ingin “terlihat normal” seperti yang lain, tapi di saat yang sama kamu enggan dipaksa-paksa.
Banyak yang akhirnya keluar dari lingkaran pergaulan. Kamu lebih nyaman sendirian di sekolahan yang notabene memang ramai. Kalau beruntung, kamu akan dikelilingi oleh segelintir sahabat saja. Tak banyak, tapi sangat setia. Namun kalau sedang buntung, kamu akan jadi sasaran bullying dan dimanfaatin.
Baik, berikut ini ada 7 masalah atau perjuangan utama seorang remaja yang introvert yang sempat ditulis oleh salah-satu blogger kesukaanku, Michaela. Namun daku pecah lagi menjadi 8 poin, ya?! Jom!
#1. Pura-pura Tidak Dewasa
Biasanya remaja yang introvert itu lebih bisa mawas diri, berpikir dalam, tenang, bijak, atau dewasa ketimbang teman-temannya. Namun semua itu bukanlah karakteristik umum seorang remaja. Karena itu, kamu pun “terpaksa” menjadi sosok yang terlihat tidak dewasa atau konyol.
Kalau tidak nyaman, sebaiknya jangan. Tak apa-apa seorang remaja memiliki jiwa dewasa.
#2. Merasa Aneh Karena Lebih Nyaman Sendirian
Gambar terkait













Seorang remaja biasanya ingin memiliki teman sebanyak-banyaknya. Karenanya, kamu pun harus tampil menarik. Entah itu dengan cara memerhatikan tampilan luar, ikut ngobrol-ngobrol, ketawa-ketawa, jalan-jalan, dsb. Tapi kamu justeru tak melakukan semua itu. Orang lain (bahkan kamu sendiri) sampai kebingungan, kenapa malah tak mau populer seperti yang lain?
Bagi seorang introvert, sendirian tak berarti kesepian. Apalagi di zaman sekarang, introvert bisa memilih gaul di dunia maya atau memanfaatkan waktu untuk berkarya.
#3. Bullying
Bullying tidak melulu berupa kekerasan, atau menjadi korban kejahilan seseorang. Orang yang ngebully bisa jadi merupakan sosok yang membuat kita kerdil, rendah, atau hina. Sementara si pembully itu sendiri menjelma jadi sosok yang kuat atau ditakuti. Kehadirannya selalu bikin tak nyaman.
Meski tak memakai kekerasan fisik, mereka biasanya memiliki senjata menyakitkan lain seperti ejekan atau candaan yang keterlaluan. Misalnya dengan menyebut remaja introvert sebagai ‘orang aneh’, ‘sakit’, ‘abnormal’, dsb. Yang ngebully itu akan menyimpulkan kalau korbannya diam, berarti sang korban itu memang lemah. Hal itu yang membuatnya semakin percaya diri untuk terus mendominasi. Sementara itu, remaja introvertnya kadang memasukan semua cemoohan ke dalam hati.
Cara paling bijak untuk menghadapinya yakni dengan tidak memercayai apapun hinaan yang dilontarkan. Abaikan, sabar, dan tetap fokus pada hal-hal yang lebih penting untuk diperjuangkan.
#4. Kewalahan dengan Banyaknya Warga Sekolah
Biasanya remaja introvert memiliki posisi favorit tersendiri, baik itu di kelas atau pun kantin sekolah. Kamu akan memilih spot paling belakang, atau yang sekiranya tidak mengundang perhatian banyak orang. Jengah rasanya ketika kamu dikerumuni teman-teman, ngobrol ke sana-ke mari, bertanya ini-itu, atau ketika kerja kelompok sekalipun.
Kamu tidak benci atau apa. Tapi entah kenapa kamu jadi cepat lelah.
Tetapi, bagaimanapun sekolah memang bangunan besar yang di dalamnya terdapat banyak orang. Ya teman-teman, guru, petugas keamanan, yang dikantin, penjaga kebun, dsb. Seringkali kamu tersudut untuk melakoni interaksi dengan mereka. Sampai kemudian, energi kembali didapatkan ketika kamu bisa sendirian atau menikmati privasi.
#5. Disepelekan Karena Terlalu Pendiam
Poin ini menjadi salah-satu yang bikin gregetan. Kamu sebenarnya memiliki ide, pikiran, emosi, atau unek-unek yang meluap. Namun kamu kurang mampu mengekspresikannya. Untuk itu, orang-orang langsung menjudge kalau kamu itu sosok yang tak tahu apa-apa, membosankan, atau mungkin stupid.
Padahal bisa jadi kamu itu memiliki gagasan atau jawaban yang lebih brilian. Hanya saja kamu kurang mampu merangkainya ke dalam kata. Tak heran banyak introvert yang menjadi penulis atau seniman, agar isi hati dan pikirannya bisa tersampaikan dengan caranya sendiri.
#6. Desakan Orang Tua agar Menjadi Sosok Ekstrovert
Terkadang orang tua itu tidak mengerti tentang introversi anak-anak remajanya. Mereka pun seringkali menganggap kalau buah hatinya itu bermasalah, dan harus segera melakukan sesuatu. Orang tua pun akan mendorong para remaja introvert untuk ke luar, bergaul dengan yang lain, bergabung dengan berbagai acara, dsb.
Orang tua seperti itu memang cukup annoying. Tapi mereka melakukannya karena memang tak tahu, dan menganggap kalau semua itu adalah yang terbaik. Karena itu, kamu cukup beruntung kalau orang tua sudah tahu dan memahami yang namanya orang introvert. Kalau pun belum, perlu waktu untuk menjelaskannya. Bahwa kepribadian itu bukan ketidakwajaran, melainkan sesuatu yang harus diterima dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
#5. Disepelekan Karena Terlalu Pendiam
Poin ini menjadi salah-satu yang bikin gregetan. Kamu sebenarnya memiliki ide, pikiran, emosi, atau unek-unek yang meluap. Namun kamu kurang mampu mengekspresikannya. Untuk itu, orang-orang langsung menjudge kalau kamu itu sosok yang tak tahu apa-apa, membosankan, atau mungkin stupid.
Padahal bisa jadi kamu itu memiliki gagasan atau jawaban yang lebih brilian. Hanya saja kamu kurang mampu merangkainya ke dalam kata. Tak heran banyak introvert yang menjadi penulis atau seniman, agar isi hati dan pikirannya bisa tersampaikan dengan caranya sendiri.
#6. Desakan Orang Tua agar Menjadi Sosok Ekstrovert
Terkadang orang tua itu tidak mengerti tentang introversi anak-anak remajanya. Mereka pun seringkali menganggap kalau buah hatinya itu bermasalah, dan harus segera melakukan sesuatu. Orang tua pun akan mendorong para remaja introvert untuk ke luar, bergaul dengan yang lain, bergabung dengan berbagai acara, dsb.
Orang tua seperti itu memang cukup annoying. Tapi mereka melakukannya karena memang tak tahu, dan menganggap kalau semua itu adalah yang terbaik. Karena itu, kamu cukup beruntung kalau orang tua sudah tahu dan memahami yang namanya orang introvert. Kalau pun belum, perlu waktu untuk menjelaskannya. Bahwa kepribadian itu bukan ketidakwajaran, melainkan sesuatu yang harus diterima dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

1 komentar: